Dilema Puan Menjadi Presiden

 

JAKARTA – Puan Maharani adalah Ketua DPR. Ia terkenal bukan karena anak kandung Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri, atau cucu dari Presiden Soekarno. Puan Maharani, dikenal dan dikenang, lantaran sengaja mematikan mic saat Sidang Paripurna Omnibus Law.

Dan satu lagi yang tidak bisa dilupakan kepada lelaku Puan, adalah air matanya. Ternyata Puan bisa terisak isak menangis, mengeluarkan air mata, air mata Politik di depan publik. Air Mata Puan menetes pada Presiden SBY, bukan masa Presidennya Jokowi meskipun sama sama tukang menaikan BBM

Setelah Air mata politik, dan mematikan Mic, kini Puan sedang digadang gadang untuk menjadi calon Presiden. Calon Presiden dari kaum abangan, yang Partainya PDI Perjuangan itu. Yang sampai saat ini pencalonan Puan, tidak ada saingan sama sekali dari internal partai tersebut.

Meskipun ada nama GP (Ganjar Pranowo) muncul sebagai saingan kuat Puan untuk calon Presiden. Tetapi nasib GP tidak seberuntung seperti Jokowi. Nasib GP bakalan dicuekin PDI P walaupun elektabilitas GP sangat tinggi dibandingkan Puan. Sebentar lagi GP akan”ditampar” Partai sendiri. disuruh pergi jauh meninggal PDI P jika ingin tetap GP bersaing dengan Puan

Dengan demikian Puan tinggal sendiri. Yang saat ini, sedang menimbang nimbang mencari atau memilih pasangan yang cocok untuk “dinikahkan” denganya. Bisa saja dengan Prabowo Subianto atau bisa juga dengan Anies Baswedan. Kedua calon pasangan ini Salah satunya layak disandingkan dengan Puan. Apalagi kedua calon pasangan Puan ini mempunyai elektabilitas yang tinggi untuk memenangkan Puan sebagai Presiden atau wakil Presiden.

Dari selera Puan sepertinya lebih nyaman dan menguntungkan berpasangan atau dinikahkan dengan Anies Baswedan dibandingkan Prabowo Subianto. Ketika Puan berpasangan dengan Anies Baswedan, Puan bisa memilih sebagai nomor satu atau menjadi calon Presiden. Tapi, ketika berpasangan dengan Prabowo Subianto, Puan harus puas hanya sebagai wakil Presiden.

Selain itu, ketika Puan sudah berpasangan dengan Anies Bawesdan, maka Anies diharapkan bisa sebagai magnet yang menarik kaum oposisi dan massa Islam Politik atau Islam Radikal untuk masuk ke dalam barisan koalisi Puan – Anies tersebut. Dengan modal massa Islam ini, dan akan ditambah dengan massa PDI P, diprediksi mereka bisa menang dalam Pilpres 2024 nanti.

Memilih Anies Bawesdan sebagai pasangan Puan karena dianggap sebagai ikon oposisi terhadap pemerintahan Jokowi. Kaum oposisi dan Islam Politik menganggap Anies satu satunya Gubernur yang berani melawan pemerintahan Jokowi. Dengan alasan inilah, mereka sangat mengidola Anies dibandingkan Prabowo sebagai Presiden Selanjutnya untuk mengantikan Presiden Jokowi.

Prabowo dianggap oleh Kaum oposisi dan Islam Politik sudah bunuh diri Politik setelah menjadi Menterinya Jokowi. Prabowo lebih mengejar jabatan menteri daripada menjadi pemimpin umat untuk mengontrol jalannya kekuasaan Pemerintahan Jokowi. Makanya banyak dari mereka lari atau meninggalkan Prabowo, dan lalu mendekati dan mengangkat Anies sebagai pemimpin mereka.

Dengan pertimbangan Anies lebih dekat dengan Kaum oposisi dan Islam Politik, Puan sepertinya lebih memilih Anies dibandingkan Prabowo. Prabowo dianggap sudah ditinggalin massa Islam Politik sebagai pendukung utama. Dan Massa Islam Politik tersebut sudah menjadi pendukung Fanatik Anies Bawesdan.

Dan ketika Persekutuan Puan – Anies Sudah terbentuk, maka hal ini menjadi fenomena luar biasa dalam politik. sekali lagi, betul betul luar biasa bisa menyatuhkan massa pendukung Puan dan Anies dalam bingkai kepentingan bersama. Padahal sebelumnya kedua massa pendukung ini adalah musuh bebuyutan dalam politik pratisi yang tidak bisa didamaikan.

Oleh karena, yang namanya Musuh Islam Politik ialah orang orang PDI P itu sendiri, bukan pribadi Presiden Jokowi. Ketika Presiden Jokowi salah dalam kebijakannya, yang diolok-olok atau disalahkan oleh Kaum Islam Politik bukan Jokowi, atau Luhut Binsar Pandjaitan. Tetapi kalau tidak Ibu Megawati Soekarnoputri, ya bisa partai PDI Perjuangan sendiri.

Jadi, menyatuhkan massa Puan dengan Anies seperti mempertemukan air dan minyak yang tidak akan bersatu selamanya dalam dunia Politik persilatan. Tetapi, kalau ingin ngotot mempersatukan Puan – Anies di KPU, maka prediksi yang terjadi adalah massa Islam Politik akan kabur meninggalkan Anies Bawesdan dan Puan Maharani, dan akan Kembali lagi mendukung Prabowo lagi.

Uchok Sky Khadafi
Direktur CBA
(Center For Budget Analysis)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *